5 Cara Meningkatkan Pikiran Positif Di Sekolah
5 Cara Meningkatkan Pikiran Positif Di Sekolah – Kini nilai-nilai moral dan budaya mulai mengalami perubahan di berbagai kalangan, khususnya di kalangan generasi muda. Perubahan tersebut antara lain meningkatnya kemiskinan dan ancaman pornografi, kekerasan, dan kerusuhan yang berujung pada tindakan anarkis. Kita tahu bahwa keadaan karakter generasi muda khususnya siswa sekolah saat ini sangat memprihatinkan baik dari segi emosi, perilakunya, maupun perilaku sosialnya. Bahkan sering kita lihat di media massa baik surat kabar maupun televisi, siswa melakukan perlawanan terhadap gurunya dengan tindakan yang tidak pantas ketika mereka dihukum oleh gurunya karena kesalahannya. Tak hanya itu, karena tidak punya etika, mereka melakukan kekerasan fisik dan mental terhadap gurunya hanya karena masalah sederhana. Dan masih banyak lagi bentuk aktivitas anarkis lainnya. Perubahan nilai moral dan budaya ini menyebabkan generasi muda saat ini kehilangan jati diri. Kebanyakan dari mereka melupakan nilai-nilai berharga yang ditanamkan orang tua dan kakek neneknya sejak kecil.
Permasalahan di atas hanyalah sebagian kecil dari permasalahan yang muncul saat ini akibat lemahnya moralitas, etika, dan budaya. Kecanggihan dan modernitas kehidupan saat ini telah menciptakan manusia yang berpikir praktis untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, banyak anak muda yang mengutamakan emosi saat menyelesaikan masalah dan lupa apa dampaknya. Kenikmatan sesaat menjadi tolak ukur kebahagiaan seseorang dan lupa bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain.
5 Cara Meningkatkan Pikiran Positif Di Sekolah
Di sinilah tantangan saat ini menjadi lebih besar. Oleh karena itu pendidikan di sekolah mempunyai peranan yang penting. Beberapa bidang pendidikan yang dikenal saat ini adalah pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter. Saat ini, pendidikan karakter semakin meningkat di sekolah. Hal ini menciptakan berbagai model/program pengembangan karakter siswa di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
27 Contoh Sikap Demokrasi Di Sekolah
Pendidikan karakter yang menitikberatkan pada berbagai dimensi dalam proses pembentukan pribadi diharapkan dapat mencegah berbagai kemungkinan negatif yang lambat laun merusak budaya bangsa ini. Oleh karena itu, permasalahan akibat perubahan moral dan etika yang dilakukan generasi muda diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan.
Mengingat pentingnya penerapan pendidikan karakter, maka pendidikan karakter di negeri ini semakin mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menekankan pendidikan karakter. Hal ini dinilai penting karena salah satu faktor penentu pembangunan bangsa adalah karakter masyarakat yang dihasilkan dari sistem pendidikan Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa semua kalangan berharap agar generasi muda di masa depan tidak hanya menjadi pribadi yang sadar akan nilai-nilai berharga yang dimilikinya, namun juga dari segi pengetahuan dan keterampilan. sikap dan perilaku yang sejalan dengan moral dan etika yang berlaku baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.
Melalui pendidikan karakter diharapkan generasi muda mempunyai wawasan terhadap berbagai nilai kehidupan seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan dan keimanan. Bahkan dalam dunia pendidikan terdapat 18 nilai karakter yang diharapkan dimiliki siswa. Diantaranya adalah religius, jujur, toleran, disiplin, pekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, berjiwa nasional, cinta tanah air, menghargai prestasi, ramah/komunikatif, cinta damai, cinta belajar, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. .
Pentingnya Emotional Intelligence (kecerdasan Emosional) Di Dunia Kerja
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 disebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah pengembangan potensi intelektual peserta didik. Pendidikan diharapkan tidak hanya mampu melahirkan insan bangsa yang cerdas, namun juga menciptakan generasi penerus yang berkarakter luar biasa, yang tumbuh dengan karakter nilai-nilai kebangsaan dan agama.
Namun seringkali kita melihat bahwa penerapan pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai karakter di dalamnya, baik di sekolah maupun di lembaga pendidikan lainnya, tidaklah efektif. Karena siswa tidak melihat model yang layak untuk dibagikan. Akibatnya, para pelajar masih beranggapan bahwa pendidikan karakter saat ini hanya sekedar omongan belaka dan belum tentu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta mereka merasa dibohongi jika hanya mendengarkan materi tentang karakter yang baik dan cinta tanah air. Mereka hanya percaya pada paham baru yang tercipta akibat globalisasi di segala bidang yang bertentangan dengan nilai moral Pancasila.
Berbagai ahli telah menjelaskan pengertian pendidikan seperti pengertian pendidikan menurut Dryarkara, “Upaya memanusiakan generasi muda”. Karena pada hakikatnya seseorang tidak pernah puas dengan pendidikan yang diterimanya, dengan harapan agar ia menjadi sempurna dengan pendidikan tersebut.
Tak hanya Driyarkara yang mengutarakan pandangannya terhadap pendidikan, bahkan Ki Hajar Dewantara pun mengutarakan pandangannya sebagai Bapak Pendidikan di Indonesia. Menurutnya, “Pendidikan adalah upaya mengembangkan moralitas (kekuatan batin, budi pekerti), pemikiran
7 Cara Meningkatkan Kekuatan Otak Dan Memori
Dan tubuh anak itu. Untuk menunjukkan kepenuhan hidup anak-anak kita, maka bagian-bagian tersebut tidak boleh dipisahkan satu sama lain.” Pendidikan (dalam arti luas) adalah suatu usaha untuk mengembangkan potensi menjadi prestasi dengan memberikan landasan keterampilan dan pengetahuan yang merangsang.
Selain fungsi pendidikan umum, terdapat juga fungsi pendidikan menurut undang-undang no. 20 Tahun 2003, “Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang mulia untuk mewujudkan bangsa yang bijaksana.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Lengkap, budi pekerti diartikan sebagai sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang.
Oleh karena itu, karakter yang baik akan menjadi cerminan kepribadian seseorang secara utuh sebagai pribadi yang baik (mentalitas, sikap dan perilakunya), terlepas dari apakah kebaikan itu nyata atau hanya sekedar ilusi.
Minimnya Budaya Literasi Pada Siswa Di Era Digital, Ini 5 Dampak Negatifnya Menurut Riset
Melalui pendidikan berbasis karakter, manusia akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar akan dirinya sebagai makhluk sosial dan pasti akan berinteraksi dengan makhluk lain. Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai karakter dijadikan tolak ukur harkat dan martabat seseorang, agar tercipta pikiran yang obyektif, terbuka dan kritis serta memiliki rasa percaya diri yang tidak mudah hilang.
Berbagai fenomena sosial bermunculan mengenai rendahnya akhlak mulia generasi muda. Faktanya, dunia pendidikan lebih banyak menghasilkan manusia yang cerdas dan berbakat, namun jarang sekali yang memiliki sikap dan perilaku yang baik. Hal ini menimbulkan gagasan tentang program yang tepat untuk meningkatkan nilai-nilai karakter siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka manfaat pendidikan karakter bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sangat banyak dan besar karena peranannya dalam membentuk karakter warga negara berdasarkan nilai-nilai moral dan budaya bangsa sangat penting. Agar generasi muda tidak melupakan jati dirinya sebagai warga negara yang baik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pelatihan karakter mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut:
Banyak ditemukan program-program untuk meningkatkan nilai-nilai karakter siswa, salah satu program yang dapat diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter pada siswa adalah dengan membiasakan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salut, Santun dan Tata Krama). Program ini merupakan kegiatan yang sederhana, namun mempunyai peran dalam membangun karakter siswa.
Mengapa Keanekaragaman Penting Di Sekolah?
Kita sering mendengar bahwa tersenyum adalah ibadah. Hal ini mungkin ada benarnya karena ketika kita tersenyum berarti kita sedang bahagia, sehingga secara tidak langsung kita menyebarkan kebahagiaan dan aura positif kepada orang lain.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika memulai dengan senyuman sebelum melakukan aktivitas apa pun. Senyuman yang tulus membuat hubungan setiap orang menjadi lebih menyenangkan.
Salam merupakan ekspresi rasa hormat, keamanan, kebahagiaan, kedamaian, ketenangan. Digunakan untuk mengungkapkan rasa hormat kita terhadap keberadaan orang lain, sebagai bentuk kepedulian kita terhadap orang tersebut.
Salam yang kita berikan dengan segala keikhlasan akan mampu mencairkan suasana keras di sekitar kita. Dalam hal ini yang dimaksud dengan salam bukan hanya sekedar berpegangan tangan, tetapi menurut setiap agama dan kepercayaan, mengucapkan salam.
Peran Penting Orang Tua Dalam Mengatur Screen Time Pada Anak
Mengucap salam dan menjawab salam merupakan salah satu kebiasaan takwa yang diajarkan. Hal ini memberikan kesan bahwa kita telah menyapa dan mengajak orang lain untuk berbincang. Dan tanpa kita sadari, sebenarnya kita menunjukkan kepedulian kita terhadap orang yang kita sapa. Hal ini akan memperkuat persaudaraan.
Sapa secara sederhana berarti kata-kata celaan. Oleh karena itulah sapaan yang kita ucapkan dengan ramah membuat suasana menjadi akrab dan hangat.
Ketika kita menyapa seseorang, itu berarti kita menunjukkan perhatian, respon dan simpati kita kepada orang tersebut. Sehingga akan timbul rasa percaya pada orang yang kita sapa. Ini akan menjadi kepercayaan diri orang yang kita sapa tadi.
Yang bisa kita lakukan hanyalah menunjukkan rasa hormat saat berbicara, berjalan di depan orang lanjut usia, atau saat berinteraksi dengan orang lain. Tak hanya itu, cerdas berpakaian juga penting.
8 Tips Manajemen Kelas Untuk Pembelajaran Yang Menyenangkan Dan Produktif
Hal ini akan menciptakan rasa saling menghormati satu sama lain. Orang yang berakhlak dan berakhlak mulia adalah orang yang berperilaku santun dalam perkataan dan perbuatannya dimanapun dan kapanpun ia mampu.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, santun mempunyai arti sangat santun, lemah lembut, santun, penuh kebaikan, suka menolong dan berbudi pekerti luhur.
Kebaikan, kebaikan dan suka menolong adalah hal-hal yang muncul dari memperlakukan orang lain dengan hormat.
Kelima “S” tersebut diharapkan menjadi budaya berkarakter, mampu mengembangkan nilai-nilai karakter yang diharapkan hadir dalam setiap proses pembelajaran di sekolah. Karakter ini bersifat toleran, komunikatif, damai dan peduli.
5 Cara Membuat Anak Percaya Diri. Yuk, Simak!
Budaya lima “S” dapat mendorong siswa untuk menghargai orang lain, tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan etnik yang berbeda dengan dirinya. Hal ini menunjukkan karakter toleransi dalam program ini.
Tidak hanya itu, dengan memberi salam, salam, sopan santun, dan hormat, siswa dapat mengembangkan rasa senang dalam bersosialisasi, berbicara, dan bekerja sama dengan orang lain, yaitu sifat ramah dan komunikatif.
Selain toleransi dan persahabatan, kelima “S” juga dapat menciptakan rasa bahagia dan aman dalam kehadiran satu sama lain.